KETAN MAFIA RASA KEJU + SUSU
Sabtu, 30 November 2013
Jumat, 22 November 2013
Sabtu, 16 November 2013
KANDUNGAN GIZI KETAN MAFIA
Beras Ketan Putih adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Beras Ketan Putih mengandung energi sebesar 362 kilokalori, protein 6,7 gram, karbohidrat 79,4 gram, lemak 0,7 gram, kalsium 12 miligram, fosfor 148 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu di dalam Beras Ketan Putih juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,16 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Beras Ketan Putih, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Informasi Rinci Komposisi Kandungan
Nutrisi/Gizi Pada Beras Ketan Putih :
Nama Bahan Makanan : Beras Ketan Putih
Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Beras Ketan Putih yang diteliti (Food
Weight) = 100 gr
Bagian Beras Ketan Putih yang dapat dikonsumsi
(Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Beras Ketan Putih = 362
kkal
Jumlah Kandungan Protein Beras Ketan Putih =
6,7 gr
Jumlah Kandungan Lemak Beras Ketan Putih = 0,7
gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Beras Ketan Putih
= 79,4 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Beras Ketan Putih = 12
mg
Jumlah Kandungan Fosfor Beras Ketan Putih = 148
mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Beras Ketan Putih = 1
mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Beras Ketan Putih =
0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Beras Ketan Putih =
0,16 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Beras Ketan Putih =
0 mg
Khasiat / Manfaat Beras Ketan Putih : - (Belum
Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : B
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
Hasil Dari Riset Lainnya Terhadap Beras Ketan
Putih :
Nama Bahan Makanan : Beras Ketan Putih
Kukus
Banyaknya Beras Ketan Putih Kukus yang diteliti
(Food Weight) = 100 gr
Bagian Beras Ketan Putih Kukus yang dapat
dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Beras Ketan Putih Kukus
= 163 kkal
Jumlah Kandungan Protein Beras Ketan Putih
Kukus = 3 gr
Jumlah Kandungan Lemak Beras Ketan Putih Kukus
= 0,4 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Beras Ketan Putih
Kukus = 35,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Beras Ketan Putih
Kukus = 4 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Beras Ketan Putih Kukus
= 55 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Beras Ketan Putih
Kukus = 0,7 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Beras Ketan Putih
Kukus = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Beras Ketan Putih
Kukus = 0,07 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Beras Ketan Putih
Kukus = 0 mg
Nama Bahan Makanan : Beras Ketan Putih
Tumbuk
Banyaknya Beras Ketan Putih Tumbuk yang
diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Beras Ketan Putih Tumbuk yang dapat
dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Beras Ketan Putih
Tumbuk = 361 kkal
Jumlah Kandungan Protein Beras Ketan Putih
Tumbuk = 7,4 gr
Jumlah Kandungan Lemak Beras Ketan Putih Tumbuk
= 0,8 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Beras Ketan Putih
Tumbuk = 78,4 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Beras Ketan Putih
Tumbuk = 13 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Beras Ketan Putih
Tumbuk = 157 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Beras Ketan Putih
Tumbuk = 3,4 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Beras Ketan Putih
Tumbuk = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Beras Ketan Putih
Tumbuk = 0,28 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Beras Ketan Putih
Tumbuk = 0 mg
Keterangan :
Riset/penelitian pada Beras Ketan Putih yang
berbeda bisa menghasilkan perbedaan hasil yang didapat karena berbagai faktor
yang mempengaruhi. Mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan pada
informasi daftar komposisi bahan makanan Beras Ketan Putih ini. Semoga
informasi kandungan gizi/nutrisi Beras Ketan Putih ini bisa bermanfaat untuk
kita semua. Terima Kasih.
TENTANG KETAN MAFIA
Beras ketan putih (oryza sativa glutinosa) merupakan salah satu varietas padi yang termasuk dalam famili Graminae. Butir beras sebagian besar terdiri dari zat pati (sekitar 80-85%) yang terdapat dalam endosperma yang tersusun oleh granula-granula pati yang berukuran 3-10 milimikron. Beras ketan juga mengandung vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral dan air. Komposisi kimiawi Beras Ketan Putih terdiri dari Karbohidrat 79,4 % ; Protein 6,7 % ; Lemak 0,7 % ; Ca 0,012 % ; Fe 0,008 % ; P 0,148 % ; Vit B 0,0002 % dan Air 12 %.
Amilopektin merupakan polimer glukosa yang memiliki banyak percabangan. Amilopektin disusun oleh 20-30 unit glukosa dengan ikatan 1,4 alpha glukosidik pada rantai lurus dan pada percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6 alpha glukosidik (Reed, 1975). Berdasarkan berat molekulnya diketahui bahwa amilopektin terdiri atas 1000 atau lebih unit glukosa ( Meyer, 1973 ). Amilopektin dengan struktur bercabang ini cenderung bersifat lengket.
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Beras Ketan hampir seluruhnya didominasi oleh amilopektin sehingga bersifat sangat lekat, sedangkan beras pera memiliki kandungan amilosa lebih dari 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Beras Ketan hampir seluruhnya didominasi oleh amilopektin sehingga bersifat sangat lekat, sedangkan beras pera memiliki kandungan amilosa lebih dari 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Struktur kimia amilopektin yang bercabang, menyebabkan struktur gel yang terbentuk lebih kompak dan lebih kuat dari pada amilosa Sifat inilah yang menyebabkan mengapa beras ketan lebih lengket dari pada beras biasa (beras non-ketan), sehingga pada pembuatan rengginang teksturnya lebih kompak. Kandungan amilosa yang rendah pada beras ketan cenderung menghasilkan tekstur produk akhir yang renyah, rapuh, dan mudah hancur. Oleh karenanya penanganan rengginang goreng harus ekstra hati-hati. Sifat-sifat inilah yang menjelaskan kenapa dipilih beras ketan sebagai bahan dasar pembuatan rengginang.
Menurut Winarno (1984) beras ketan tidak memiliki amilosa karena hanya mengandung 1-2% sehingga termasuk golongan beras dengan kandungan amilosa sangat rendah (< 9%). Berdasarkan pada berat kering, beras ketan putih mengandung senyawa pati sebanyak 90%, yang terdiri dari amilosa 1-2% dan amilopektin 88-89% . Dengan demikian amilopektin merupakan penyusun terbanyak dalam beras ketan (Juliano , 1972).
Jenis beras yang berbeda mempunyai perbandingan atau rasio kandungan amilosa-amilopektin yang berbeda pula. Rasio ini merupakan penentu utama bagi tekstur nasi ataupun hasil olahan berbasis beras lainnya. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dikelompokkan menjadi beras dengan amilosa rendah yaitu antara 9-20%, amilosa menengah yaitu 20-25%, dan amilosa tinggi yaitu lebih dari 25%. Pada beras ketan hanya mengandung 0-2% amilosa.
Menurut reed (1975) butiran pati pada umumnya mengandung 15-30% amilosa dan 70-85% amilopektin. Khusus varietas Waxy atau Glutinous, hampir seluruhnya disusun oleh amilopektin (amilosanya sangat rendah). Pada jenis beras yang mengandung amilosa rendah ini, bila beras dimasak menyebabkan keadaan yang lekat dan lunak. Sebaliknya pada beras yang mengandung amilosa tinggi, menyebabkan keadaan yang keras karena adanya penyerapan air yang banyak, sehingga membentuk ikatan hidrogen yang lebih besar. Semakin tinggi kandungan amilosa kemampuan pati untuk menyerap air lebih besar karena amilosa mempunyai kemampuan lebih besar dari pada amilopektin dalam membentuk ikatan hidrogen (Juliano, 1972 dalam Haryadi, 1992). Pati yang banyak mengandung amilopektin (amilosa rendah), bila dimasak tidak mampu membentuk gel yang kukuh dan pasta yang dihasilkan lebih lunak (disebut ”long texture”). Sifat long texture tersebut menyebabkan kecenderungan sifat yang merenggang dan patah, sehingga menghasilkan tingkat pengembangan yang lebih besar.
Pengukusan bertujuan agar terjadi proses gelatinisasi pada molekul pati. Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu gelatinnisasi, suhu gelatinisasi tergantung pada konsentrasi serta jenis pati (Winarno, 1984). Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gelatinisasi adalah: jenis pati, ukuran granula pati dan hubungan suhu dengan lama pemanasan (Meyer, 1973).
Beras ketan dengan suhu gelatinisasi rendah akan memberi sifat yang lebih lekat dan lebih lama mengeras dibandingkan dengan yang suhu gelatinisasi tinggi. Menurut Haryadi (1990), perbedaan tingkat gelatinisasi dan sifat retrogradasi yang dicapai setelah pengukusan adonan dan pendinginan berpengaruh pada pengembangan kerupuk pada penggorengan.
Menurut Sudarso (1989), terdapat hubungan yang erat antara pengembangan dan kerenyahan suatu bahan kering yang digoreng. Semakin besar pengembangan, semakin lemah ikatan antar partikel bahan, sehingga semakin mudah patah jika dikenai gaya. Dilaporkan bahwa kadar air rengginan sebelum digoreng menentukan sifat renyah rengginang goreng. Kadar air yang paling cocok untuk pengembangan berkisar antara 8-9% (Yu et.al, 1981). Kerenyahan suatu produk dipengaruhi oleh Aw (aktivitas air), makin kecil Aw maka produk akan semakin renyah (Katz dan Labuza, 1981).
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik akibat dari perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endosperm.
Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.
Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
Beras Ketan, berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
Ketan hitam, merupakan variasi ketan dari beras hitam.
Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan karena beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras. Varietas unggul padi beras ketan antara lain Ayung, Lusi, IR65, Ketonggo, Ciasem, dan Setail (Ketan Hitam). Varietas unggul padi beras merah adalah Bahbutong dan Aek Sibundong.
Menurut Sudarso (1989), terdapat hubungan yang erat antara pengembangan dan kerenyahan suatu bahan kering yang digoreng. Semakin besar pengembangan, semakin lemah ikatan antar partikel bahan, sehingga semakin mudah patah jika dikenai gaya. Dilaporkan bahwa kadar air rengginan sebelum digoreng menentukan sifat renyah rengginang goreng. Kadar air yang paling cocok untuk pengembangan berkisar antara 8-9% (Yu et.al, 1981). Kerenyahan suatu produk dipengaruhi oleh Aw (aktivitas air), makin kecil Aw maka produk akan semakin renyah (Katz dan Labuza, 1981).
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik akibat dari perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endosperm.
Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.
Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
Beras Ketan, berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
Ketan hitam, merupakan variasi ketan dari beras hitam.
Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan karena beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras. Varietas unggul padi beras ketan antara lain Ayung, Lusi, IR65, Ketonggo, Ciasem, dan Setail (Ketan Hitam). Varietas unggul padi beras merah adalah Bahbutong dan Aek Sibundong.
Langganan:
Postingan (Atom)